26 Oktober 2006

= Lebaran

26 Oktober 2006


Dug dug dug dug… lebaran ooiii lebaraaan. Waaaaah, gak terasa juga udah sebulan umat islam melaksanakan ibadah puasa. “Akhirnya nya nya, hari kemenangan ngan ngan telah datang tang tang” (pake microphone). Udah sebulan lamanya aku berpuasa menahan lapar dan syahwat. Tidak terasa hari-hari penuh cobaan dan cobain itu telah terlewati dengan sukses, sekarang aku bebas dari LP cipinang. Pokoknya di bulan yang Fitri ini, aku shalat Idul Fitri di dekat rumah si Lastri, anak pak Mantri, yang boker sambil lari-lari, di samping kandang biri-biri piaraan si Amri. Hehe

Aku dan segenap staf-stafku (kutu rambut, bulu kaki, bulu kuping) mengucapkan Minal Aidin Walfaidzin buat semua orang yang ada dimuka bumi, baik yang masih idup maupun yang udah makan tanah. Karena aku ngerasa bahwa selama aku hidup didunia ini banyak banget kesalahan yang aku lakukan disamping kebaikanku yang tak terhitung banyaknya (sombong). Maka dari itu, buat semua orang yang pernah aku jahilin, yang pernah susah gara-gara kelakuanku serta yang iri sama ketampananku, aku minta maaf yang sebesar-besarnya. OK..

Soal THR mah gampang, bisa diminta di Bank-bank terdekat (kalau banknya punya bapakmu). Di hari nan fitri ini, ibuku banyak buat kue loh, kue nanas, kuetupat, kuentucky dan kuelapa. Dan bagi sodara-sodara sebangsa dan setanah air yang mau datang kerumahku, aku persilahkan dengan senang hati (NB: wajib pake celana).

= Maaf-maafan

Di hari nan Fitri ini, aku dan keluargaku seperti biasanya melakukan maaf-maafan atau sungkeman sesama keluarga. Semua anak nenekku berkumpul dirumah nenekku untuk melakukan sungkeman. Dari nenek, nakek, ibu, tante, om sampai adikku bermaaf-maafan semua.

Dan tentu saja kucingku pun tidak mau ketinggalan. Mereka juga ikut bermaaf-maafan sesama kucing. Aku lihat si Mimi mengundang kucing tetangga kerumahku untuk bersilaturahmi sekaligus melakukan santap ikan bersama.

Mimi : Miaw miaw miaaw.

artinya -*Maafin aku yaa.. J*

Kucing Tetangga (KT) : Miow mimioww.

-*Iya, sama-sama.*

Mimi : Miew miaw miow mieaw..

-*Pokoknya aku janji deh, gak

bakal ngatain kamu ‘orang’ lagi,

OK ma plend*

KT : Miaw miaw, miew miow miaaw. J

-*OK OK, aku juga gak mau make

narkoba lagi, J*

Dan merekapun saling menjilati satu sama lain. Tanda bahwa mereka telah bermaaf-maafan.

Maka dari itu, kucing aja maaf-maafan. Apalagi kita sebagai manusia yang punya akal pikiran dan panuan. Sudah tentu diwajibkan untuk saling memaafkan satu sama lainnya. Ya nggak..?

20 Oktober 2006

= Matinya sang Anak Kucing

20 Oktober 2006


Huhuhuuhu… sediih sedih sediiih. Sedih banget deh pokoknya. Anak si Poni yang masih kecil, meninggal didepan mataku sendiri.

Begini nih ceritanyaaaaaa…aachiemm. Pada suatu hari di bulan ramadhan, tepatnya pada malam hari sehabis shalat maghrib. Sekitar pukul 19.00 WIB, lewat dikit laah. Medan, 20 Oktober 2006, telah terjadi peristiwa yang sangat mengharukan bagiku. Si belang ,6 bulan, anak dari Poni binti Mimi (dua-duanya kucingku), meninggal dengan tragis setelah sekarat beberapa menit.

Berdasarkan olah TKP, letkol polisi bagian kriminologi perkucingan, Drs. Atta, mengatakan tidak ada bekas perkosaan pada tubuh korban. Aku, Atta boru sitampan sebagai saksi menceritakan, “ketika seperti biasa aku hendak memberi makan kucingku di samping rumah, aku tiba-tiba kaget melihat kucingku tergeletak tak berdaya di dekat pintu rumah dengan posisi kaki terkangkang dan mulut yang berlumuran darah.

Kreeek…… (suara pintu)

Aku : Haah, kucingku kamu kenapaaa?

Kucingku : hiixkz hiiks hixs… (sesak napas)

Aku : Aduuh kok bisa gini, siapa sih

pelakunya? ( melihat sekeliling)

Kucingku : hiiikss… (masih sesak napas)

Aku : Jawab dooong, jangan diam ajaa!

(sambil mengguncang tubuh

kucingku)

Kucingku : Huaaahhprot… (menghembuskan

nafas dan kentut terakhirnya)

Aku : Tidaaaaaaaaaaakkk!!!

Lalu pada saat itu juga, Joko (nama samaran), kucing liar jantan berwarna hitam yang sering mencuri ikan didapurku, terlihat berlari meninggalkan TKP.

Begitulah kira-kira kronologis peristiwa meninggalnya kucingku. Setelah memastikan bahwa kucingku telah tiada, tanpa pikir panjang, kejadian itu segera kulaporkan pada seluruh umat manusia yang ada dirumahku. Dengan penuh duka cita, keluargaku melampiaskan kesedihannya dengan menonton tipi (dasar). Paling-paling hanya ibuku yang mau ngeliat, trus bilang “kasihan kali yaaa, iih jorok kali. Udah lah, atta kubur aja langsung, bauk pulak nantik!”. Yaaaah ujung-ujungnya gak enak.

Lalu dengan berat telor aku merelakan kepergian kucingku dan membawanya ke kebun sebelah rumah untuk disemayamkan di tempat peristirahatan terakhirnya. Aku menggali tanah secukupnya lalu mengambil jasad kucingku dan meletakkannya diliang lahat. Tapi tiba-tiba, kucingku yang telah mati menarik nafas panjang sambil melotot melihat kearahku.

HAAAhHH!!! Dengan dada yang bergoyang aku langsung kaget bin panik dan berlari menuju kedalam WC meninggalkan kucingku. Jantungku serasa berdisko, mukaku pun pucat mengalami peristiwa mistis itu, seram banget, kayak di pilem horror gitu. Ada mayat idup.

Tetapi daya nalar dan IQ ku yang tadinya jongkok langsung bekerja. Mungkin aja dia mati suri, pikirku. Dengan segenap keberanian yang kukumpulkan dipantat, aku memberanikan diri melihat kucingku. Lalu, apa yang terjadiiiii? Ternyata gak ada alien yang keluar dari mulut kucingku, dan kucingku tetap mati. Aku berfikir, mungkin tadi kucingku mau ngasih pesan terakhir sama aku sebelum ia pergi bertemu yang maha rakus (belatung). ‘‘Bang Atta, jangan lupa cebok ya kalo abis berak’’, mungkin begitulah pesan terakhir yang akan disampaikannya.

Dan akhirnya aku mengubur kucingku dengan penuh rasa duka cita dan jijik (aku kepegang tahi kucingku). Maka dari itu berkuranglah jumlah kucing dirumahku.

15 Oktober 2006

= Beli Baju Raya

15 Oktober 2006


Hore… gak terasa lah. Ternyata bulan puasa sebentar lagi udah mau usai. Dan tentunya hari lebaran sebentar lagi. Maka dari itu, sangat disunnahkan bagi umat muslim untuk membeli baju baru, sebagaimana diriwayatkan dalam surat al-qohol ayat 7 botol. Kan lagunya juga ada, “Bajuu baaru alhamdulillah, tuk dipakai diharii raya, tak punyapun kesian deh lo”. Maka dari itu, aku dengan manisnya membujuk ibukku agar mau membelikan aku baju baru.

Dengan kerlipan mata yang manja, dan pijatan yang lembut di bahu ibuku. Aku berusaha merayu ibuku dan meminta uang untuk membeli baju baru, celana baru, gigi baru dan tak lupa pula kolor baru. Maka dari itu, karena terbuai oleh rayuan maut dari anaknya yang baik budi ini, walaupun awalnya menolak, akhirnya ibuku dengan berat jantung memberikan uang sekedarnya serta mengizinkanku membeli pakaian dan memilih calon mantu sendiri (?).

Dengan nafsu membunuh dan tanpa pakai celana dalam, aku berangkat naik delman keliling kota untuk membeli baju di mall orang kaya, Ramayana. Berbekal sedikit keahlian bebelanja, aku memilih anak-anak yang mau diadopsi serta baju-baju yang keren.

Waktu aku lagi milih-milih baju, cewek-cewek yang ada didepanku ngeliatiiin mulu’. Pas aku ngeliat, eeeh dianya malah nyengir. Emang sih aku mirip bintang film India, tapi gak segitunya deh. Trus aku cuekin aja tuh cewek. Lalu dengan langkah tegap maju jalan, aku berjalan dengan gagahnya bak pragawati menuju kasir untuk membayar baju yang udah kupilih.

Setelah nyampe di kasir, kakak-kakak penjaga kasir senyam-senyum gitu ngeliatin aku, aku ya jadi ge er plus bingung, “emang aku setampan itu yaa?” tanyaku dalam hati.

Dia terus aja liatin aku sambil ngelirik ke celanaku. Duh jadi makin ge er. Namuuun pas aku ngeliat kebawah, BUSYEEET… aku tertipu lagi uouo… ternyata resleting celanaku kebuka. Astaghfirulloooh.. Mana aku gak pake kolor lagi. Mukaku langsung merah padam mengetahui hal itu. Pikiranku udah gak karuan, pantatku gemetaran. Aku sempat berfikir untuk:

1. pura-pura gila

2. lompat dari lantai dua

3. menikahi kakak penjaga kasir

Namun akhirnya kusadari jalan yang paling rasional adalah cepat-cepat meninggalkan tempat maksiat tersebut. Sehabis membayar baju di kasir, aku langsung kabur. Maluu banget. Mau diletakin dimana mukak gue.. Yang pasti aku harus segera operasi plastik dan ganti mukak kayak Michael Jackson simanjuntak, biar gak bisa dikenali sama cewek-cewek yang tadi. Gak mau lagi deh gak pake kolor. Traumanya aku.