18 Januari 2007

= Tapak sakti pencabut nyawa

18 Januari 2007


Hari ini seperti hari-hari biasanya di IS 1. Gilang tetap dengan gigi busuknya, Agus senantiasa serasi sengan warna hitamnya, The Cat dengan sarang tawon di kepalanya, dan Muji setia sebagai tukang jamu. Pelajaran hari ini berlangsung seperti biasa. Namun ada hal yang menegangkan terjadi ditengah-tengah pelajaran ekonomi yang di bawakan bu Erlina. Dengan postur tubuhnya yang agak kuntet, anak IS 1 dengan kurang ajar menjulukinya dengan sebutan bu Pinguin.

Peristiwa ini hanya terjadi sekelebat mata, namun menyisakan trauma psikis yang mendalam bagi temanku Anie. Ketika pelajaran ekonomi berlangsung, sudah menjadi kebiasaan anak IS 1 membuat suasana jadi ribut, karena bu Pinguin yang baik itu mengajar dengan cara yang lemah lembut.

Namun, malang tak dapat ditolak kentut tak dapat dimakan. Kisruhnya suasana di dalam kelas waktu itu membuat bu Pinguin yang tamatan kuil shaolin menjadi geram. Berulang kali terdengar teriakan bu Pinguin untuk menyuruh kami jangan ribut. Namun suara bu Pinguin yang halus tetap tidak digubris anak IS 1. Dan akhirnya bu Pinguin menjadi marah.

Na’as bagi Anie (nama sebenarnya), uwak-uwak usia 17 tahun ini menjadi tumbal bu Pinguin. Anie yang saat itu sedang asik bercanda, tidak mampu menahan gelak tawanya ketika bu Pinguin menghampirinya.

Dengan tenaga dalamnya, bu Pinguin mengeluarkan jurus Tapak sakti pencabut nyawa miliknya kepada Anie. Anie yang lulusan perguruan silat “tahu sumedang” itu mencoba menangkis jurus bu Pinguin dengan jurus “Pilar penahan kentut”. Namun level kekuatan Anie yang masih sabuk putih, tidak sebanding melawan kekuatan bu Pinguin yang sudah sabuk Pink. Akhirnya Anie hanya bisa menerima dengan pasrah hukuman yang notabene kesalahan dia sendiri.

Akhirnya, karena kaget melihat kejadian tersebut. Kamipun serentak langsung diam seribu bahasa tanpa berkutek sedikitpun. Suasana kelas yang tadinya rame, menjadi sunyi senyap kayak alap-alap di dalam gelap. Anie pun hanya bisa tertunduk menyesali perbuatannya. Lalu setelah pulang sekolah, dengan langkah gontai Anie hanya bisa tersenyum tak tahu malu setelah mendapatkan pukulan telak dari bu Pinguin. Akhirnya dia sadar telah membangunkan singa tidur. Dan kurasa dia berjanji didalam hatinya untuk tidak pernah meminum bensin (gila).

Akupun akhirnya tahu, mensana incorporesano, didalam tubuh yang sehat terdapat bulu yang lebat. Walaupun bu Pinguin selama ini mengajar dengan cara halus, tetapi ternyata dia menyimpan kekuatan dahsyat dibalik kelembutannya. Waspadalah… waspadalah… tiinuuut tiiinuut.

= Ujuk Bakat

Tadi seru banget loh, soalnya tadi ada penilaian bakat gitu. Kegiatan yang dibuat bu Elvi ini katanya sih buat nambah nilai tugas akhir semester. Aku kurang ngerti apa hubunganya sama sosiologi. Tapi gapapalah, karena tugas unjuk bakat cuma untuk anak ceweknya aja, kalau anak cowok lain lagi tugas yang diberikan. Karena di IS 1 ini cewek-ceweknya macem-macem plus aneh-aneh, jadi aneh-aneh juga bakatnya.

Si Lani dan Intan nunjukin bakatnya sebagai penyanyi di depan kelas. Dengan suara yang lumayan bagus (dibanding kuda), mereka menyumbangkan sebuah lagu dan dinyanyikan didepan kelas.

Si Wirda, Muji, Mela dan beberapa lainnya membuat masakan. Ada yang buat kue, agar-agar dan lainnya. Yang paling enak kelihatannya puding buatan Rena, tapi sayang pudingnya di kasih ke bu Elvi. Jadi aku gak bisa nyicipin deh.

Kalo si Nia jowo lain lagi, dia nunjukin kebolehannya di bidang tata rias wajah. Dan si Winda jadi korbannya. Kata bu Elvi hasil make up si Nia bagus. Tapi menurut ku muka Winda kok jadi kayak banci kaleng gitu. (mungkin Winda aslinya banci)

Nah si Cha-cha buat sebuah gambar, karena dia pandai menggambar. Senang banget ada teman yang sama-sama suka menggambar.

Dan yang paling menakjubkan adalah penmpilan si Ena dan si ratu pantai selatan Hizri. Mereka berdua unjuk bakat menjadi model. Gak tau model apa, mungkin majalah kriminal.

Bangku dan kursi kelas pun disusun sedemikian rupa agar menyerupai catwalk. Lalu dengan lemah gemulai, Ena pun berjalan melenggok melewati catwalk. Tapi sayangnya badan Ena yang pendek dan bulat itu membuatnya seperti menggelinding bukan berjalan. Tapi gayanya boleh laaah.

Lalu tibalah saat yang paling menegangkan, yaitu penampilan Hizri. Wanita jelmaan tukang sapu ini pun gak mau kalahdari Ena. Hizri pun menunjukkan kebolehannya sebagai model. Saat dia berjalan mata lelaki tak berkedip. Dan saat dia berhenti membuat mata lelaki menangis, lalu saat dia berpaling membuat lelaki muntah.

Alah, lagi-lagi aku melakukan perbuatan yang tidak senonoh dengan mengolok-olok si Hizri. Padahal aku kan sudah janji untuk tidak menjelek-jelekkan orang lain lagi. Apalagi Hizri kan seorang selir raja, tapi zaman purbakala. Hahaha, mulai lagi deh aku.

= Pinksun

Sebentar lagi kami anak kelas XII mau tamat-tamatan. Jadi kami harus segera mempersiapkan segala sesuatunya. Seperti baju kelas, nama kelas dan foto kelas untuk buku tahunan. Anak-anak kelasku (XII IS 1) akhirnya sepakat untuk membuat foto kelas dengan tema Playgroup. Jadi kami diharuskan untuk berdandan seperti anak-anak TK. Lalu atas gagasanku, nama kelas yang kami sepakati adalah PINKSUN (Paling Intelek aNd Kreatif Social 1 United). Agak maksa siih, tapi gapapalah kan lucu dan aneh.

Dan PINKSUN inilah yang disepakati aku, Amri, Gilang, The Cat, Bawor, Rahmad, Toni, dan Eci untuk menjadi nama genk kami. Jadi inilah cikal bakal terbentuknya PINKSUN boy. Dan resmilah kami keluar dari genk Donk-donk ciet. Nama kelas ini juga menjadi motif di sweater yang kami pesan untuk baju kelas kami, yang sialnya ada kesalahan dalam ukurannya.

Gak tau ntah dari mana asalnya, masa’ ukuran baju L jadi kayak ukuran S, kan bego banget tuh yang buat. Atau mungkin ada perundang-undangan baru tentang perubahan ukuran baju? Akhirnya karena rata-rata bajunya kekecilan, terpaksa deh baju anak-anak ceweknya dibalikin untuk di ukur ulang. Sementara baju anak cowoknya gak bisa dibalikin, padahal banyak juga yang kekecilan. Akhirnya anak cowoknya hanya bisa pasrah dengan baju sweater yang tidak seberapa itu.

07 Januari 2007

= Kejadian-kejadian Panas

Januari 2007


Bulan ini, dikelasku penuh dengan kejadian-kejadian panas. Banyak banget yang adu jotos dan adu kejantanan. Yang hampir semua peristiwa itu diawali dengan sebab yang sama, yaitu gara-gara mulut. Berikut kisahnya.

Amri vs Hafizal

Saat itu hari mendung diselimuti asap kentut. Ketika sekumpulan anak-anak cowok XII IS 1 lagi nongkrong didepan kelas, dengan wajah memelas menunggu banci yang lewat. Tiba-tiba seorang basketers yang dinamai Hafizal, datang dari dalam kelas dan menghampiri Amri yang saat itu sedang duduk disebelahku. Dan diawali adu mulut yang singkat (bukan ciuman.red), seketika saja terjadi pertandingan sengit antara John Amri melawan Umazal (Hafizal). Aku sampai tidak percaya melihat perkelahian dua ekor baboon yang secara tiba-tiba itu. Dan instingku sebagai mantan tukang parkir mengharuskanku memisahkan pertandingan yang tidak wajar tersebut. Amri dan Hafizal yang mantan pemain Smack Down terus saja berkelahi. Lalu berkat pertolongan anak buah kapal, akhirnya persetubuhan tersebut dapat juga dilerai. Lalu pada waktu pulang sekolah, Hafizal meminta maaf pada si Amri.

“Eh, sory ya, tadi aku khilaf”

“Ahh gapapa, lain kali kita sewa kamar aja. OK” J

Eki vs Endik (korban)

Ketika pelajaran sejarah yang dibawakan oleh Ibu Hafizah Hanum berlangsung. Manusia-manusia XII IS 1 sedang merasakan kejenuhan karena sudah seharian belajar. Ditambah lagi bau kaki penjaga kantin belakang yang membuat pikiran melayang memikirkan masakan ibu dirumah. Namun disisi lain, Gilang dan Eki sibuk dengan urusan mereka yang mempermasalahkan kekurangan mereka masing-masing.

Ilustrasi :

Gilang : Ya udahlah Ki, sadarlah kalo

Punya badan ceking!

Eki : Alah, busuk kali gigik kau tu,

ko bawak bapak kau yang

bekumis itu, gak takot aku!

Dan seterusnya mereka mengoceh tanpa rasa malu.

Lalu diiringi dengan emosi yang meledak meletup, akhirnya Eki menjadi gelap mata karena dirinya dihina oleh orang yang lebih hina. Karena gelap mata, dan sangat gelap sampai-sampai Eki salah sasaran, dan malah memukuli Endik yang saat itu duduk disebelah Gilang. Endik yang mungkin umurnya tidak lama lagi karena menderita penyakit lever itu, menjadi korban kekejaman G 30 S Eki. Menghadapi kejadian itu Endik hanya berkata “Dunia ini memang kejam”, dan berharap dia bisa jadi bintang tamu dalam acara Kejamnya Dunia.

Melihat kejadian itu, Adit sebagai teman seperjuangan Eki, berusaha melerai Eki yang masih saja melayangkan pukulannya kepada Endik yang sudah dalam keadaan lemas dan makan ati. Namun karena Adit melerai Eki dengan memeluknya dari belakang dan memeras dadanya, Eki jadi tak bernafsu lagi utntuk menggagahi Endik yang sudah tidak tertolong lagi. Serta teriakan bu Hafizah Hanum menghentikan pertengkaran tersebut, “Aaaaaaai….diam semua!”.

Tetapi suasana masih tetap saja riuh, ditambah lagi dengan komentar para teman-teman yang senang menyaksikan tontonan gratis itu.

Lani : Woii, diam kelen. Udah tua

Masih aja berantam!

Nia : Weee, Endik gak salah weee..

Wirda : Eh Gibus, gara-gara kau Endik

jadi kenak pukul. Busuk kali kau.

Endik : Babilah, tekejut aku! (sambil

berdiri)

Dan diantara kegaduhan yang terjadi Hafizal tetap tenang dan tidak terpengaruh. Dia hanya asik mempreteli burungnya yang nyelip. Dan aku hanya bisa terpana melihat kejadian yang bertolak belakang antara perkelahian Eki dengan burung Hafizal. What the hell is wrong with this day.

Ena vs Eki

Pada saat kejadian memang aku tidak terlalu mengikuti jalan ceritanya, karena saat itu aku lagi main mie cio-cio sama teman sebangkuku Hafizal yang sekarang lagi suka pakai kep dirambutnya yang tak seberapa itu. Yang jelas aku tahu kalau Eki dan Ena bertengkar ketika Eki mengeluarkan kata-kata aneh dari mulutnya yang ditujukan pada Ena. “Sialan kau, ko bawak cowok kau sini!”, kata Eki sambil memegang pantatnya yang rata. Lalu pertengkaran sengit pun terjadi.

Ena : Eh, sadar kau. Udah jelek, tau

diri sikit kau jadi orang!

Eki : Jadi apa mau ko.. Monyet kau!

Kalo bukan perempuan udah

kusodomi kau!

Melihat hal itu, aku dan Hafizal hanya saling pandang sambil ngorek upil, sembari melanjutkan main mie cio cio.

Gilang vs Anak XII IS 2

Kejadiannya baru aja nih. Tapi aku gak tau jelas kejadiannya, karena pada saat kejadian berlangsung aku sedang syuting film berjudul ”Terkangkang penuh kutil didalam kubur”. Kejadian ini sendiri diriwayatkan oleh The Cat dan Amri.

Yaaaah, seperti biasa. Gilang dengan gigi busuknya itu selalu yang paling mahir buat masalah. Dan sewaktu jam istirahat, kata-katanya yang berlebihan membuat seorang anak IS 2 menjadi kesal. Dan akhirnya terjadilah pertengkaran antara Gilang dengannya. Gilang yang memakai kaca mata menitipkan kaca matanya terlebih dulu pada The Cat.

Dengan membawa sebilah kayu, Gilang dengan nafsu membunuh melangkahkan kakinya menuju anak IS 2 yang belakangan kuketahui namanya Ronald. Hawa nafas Gilang yang bau, mendesah mengeluarkan suasana kekejaman. Seketika saja, suasana hening mencekam mengiringi langkah Gilang. Lalu dengan suara keras dan lantang, akhirnya Gilang meminta maaf pada anak IS 2 tersebut. Dasar, kirain mau bunuh-bunuhan, rupanya cium-ciuman.

Itulah serangkaian kejadian hot di bulan yang mengawali tahun 2007 ini. Mudah-mudahan aja gak terjadi lagi.

06 Januari 2007

= Cicak bakar

6 Januari 2007


Ada kabar gembira neeh. Mak Ogek alias bang Pipil, membuka toko buku di jalan Sidorukun. Jadi, hari ini bang Pipil membuat acara band untuk merayakan peresmian toko bukunya dengan memakai alat band dari studionya sendiri.

Seperti biasa, aku diminta bang Pipil untuk ikut serta mengisi acara. Bang Pipil juga membuat acara barbeqyu, panggang ikan sepuasnya. Jadi sambil bakar-bakar, ada yang maen band. Aku sama bang Pipil juga buat band, kami membawa lagu rock jadul kegemaran bang Pipil dan anak DMR lainnya. Bang Pipil pada gitar, bang Dabin pada vocal, bang A’an pada bas, aku pada drum, penonton pada pulang.

Dan pada puncaknya, aku dan bandku nampil. Bandku Deaf Evil yang beranggotakan Fery pada gitar, Yuben pada vocal, dimas pada bas dan seperti biasa aku pada drum, nampil pada malam hari sehabis puas menyantap ikan bakar hasil racikan mister Dabin. Seperti biasa, kami membawakan lagu-lagu rock lama seperti Two Minutes to Midnight nya Iron Maiden, Dara Puska, dan lagu-lagu dari God Bless.

Emang asik banget jadi pusat perhatian (cieee). Karena bang Pipil buat panggung dipinggir jalan, jadi banyak orang yang nonton. Jadi kami mainnya tambah semangat. Penonton pun dibuat terpana dengan aksi gitar Fery, nyaringnya vocal Yuben, betotan bas si Dimas dan tentunya permainan drumku (yang ancur).

Sehabis aku dan bandku nampil, aku disuruh bang Dabin buat gantiin dia manggang ikan. Lantas, dengan memandang azas kesetia kawinan, akupun menyanggupi permintaan bang Dabin sambil mendesah kegirangan. Lalu berkat pengalamanku sebulan jadi koki asuhan Sumanto, akupun membuat ikan bakar special buatanku. Dengan menambahkan mentega, garam, merica dan sedikit bubuk mesiu.

Ketika lagi asik-asiknya meracik ikan bakar spesialku, tanpa disangka dan diundang, seekor cicak yang malang jatuh dari atas asbes dan mendarat dengan mulus diatas ikan kakap yang lagi dipanggang. Karena aku paling jijik sama seorang cicak, dengan terpaksa aku membiarkannya merasakan neraka dunia dengan rasa mentega diatas panggangan bang Pipil. Iiih, kasian banget deh ngeliat cicaknya pasrah menyaksikan ajalnya didepan matanya sendiri. Dia menggeliat-geliat kayak burung kepanasan.

Akhirnya rasa prikecicakankupun tergugah. Aku mengolesi cicak dengan mentega biar badannya gak kepanasan. Eeeh ternyata badannya malah lebih cepat matang. KEJAMNYA DUNIA.

Karena ikan bakarnya udah matang, jadi sayang dong kalo dibuang. Jadi aku menyajikan ikan bakar feat cicak di meja dengan saus sambal. Lalu karena takut masuk penjara karena membunuh seekor cicak. Akupun permisi pulang sama bang Pipil untuk melarikan diri dan meninggalkan masakan spesialku diatas meja. Mudah-mudahan aja gadak orang beriman yang makan cicak panggang itu.

Setelah kejadian itu berlalu, konon katanya penduduk sekitar sering mendengar suara cicak menangis kesakitan, disekitar toko buku bang Pipil setiap malam jumat kliwon. Serta mereka sering melihat penampakan cicak tanpa busana melintas di dekat lokasi kejadian. Mungkin aja cicak yang kupanggang itu mati penasaran, dan arwahnya gentayangan. Hiiiiiiiiiiiiiii, serem.

01 Januari 2007

= New Year

1 Januari 2007


Senang sekali rasanya, aku masih diberi kesempatan hidup sampai tahun 2007 ini. Gak terasa udah 17 tahun aku idup didunia ini, dan gak terasa pula rambutku udah tumbuh dimana-mana. Bulu ketiak, bulu kaki, bulu burung, semuanya makin lebat aja deh.

Aku berharap di tahun yang baru ini aku makin cakep, pintar, rajin, dan dapat gebetan yang baru. Aku juga berharap dapat menghilangkan kebiasaan burukku, mis: boker sambil nyanyi, pake celana dalam terbalik, dan kencing sambil jalan. Dan yang paling penting, aku ingin menghilangkan kebiasaan ngeledekin orang-orang yang memiliki kekurangan jasmani. Karena setelah kusadari, ternyata semua orang tuh gak ada yang sempurna. Bahkan yang memiliki wajah cantik dan seksi sekalipun ternyata keteknya hitam. Jadi gak pantas dong bila kita melihat orang dari luarnya saja.

Jadi mudah-mudahan aja aku mulai berfikir dewasa dan juga potensi positif yang ada didiriku semakin berkembang di tahun ini dan tahun selanjutnya. Serta mudah-mudahan tuhan mau membukakan hati saudaraku Brat Pit, untuk mau mengakuiku sebagai saudara kembarnya,

Mau tau gak apa yang aku lakukan pertama kali di tahun 2007 ini. Pada malam pergantian tahun, aku mmelakukan kebiasaanku waktu kecil dulu, tidur sambil nungging. Dan ternyata, sensasi yang kurasakan tuh luar biasa, pinggulkuku jadi bebas bergerak kemana aja. Plusss kalo kentut, bunyinya gak terlalu brutal. Bunyinya, “Tuuss…” Hehe, keren kan.