27 September 2006

= Hari yang gila

Tadi aku diajak si Dika pergi ke studio DMR untuk ngejam bareng. Yaah biar ada kegiatan untuk mengisi liburan, lagian aku bosen juga ngabisin waktu dirumah terus nggak ngapa-ngapain. Jadi setelah menjemput Dika, aku pergi main-main ke studio DMR. Disana aku dan Dika ngejam sepuasnya sampai keringatan. Karena keasyikan main drum, aku sampai lupa kalau aku sedang puasa. Dan setelah aku tersadar, barulah aku berhenti main drum.

“Kok kau gak ngingatin aku sih Dik, kan aku jadi kecape’an gini” kataku.

“Lah, aku kira kau orang sakti. Jadinya ya aku biarin aja.” kata Dika dengan muka polos sambil jilatin gitar.

Tapi sayang sekali saudara-saudara, tubuhku yang bahenol ini menjadi lemas tak berdaya karena kekurangan bensin (nama lain H2O). Walaupun didera kehausan yang amat sangat, aku tetap berusaha menjalankan ibadah puasa. Tapi aku tetap tidak tahan. Lalu aku berfikir bagaimana mensiasati keadaan ini tanpa harus membatalkan puasa.

Akhirnya berkat inspirasi dari kata-kata Dika, aku memutuskan untuk jalan-jalan ke Plaza Medan Fair untuk refresing sekaligus mendinginkan badan. Kami berdua pun berangkat dengan sepeda motorku menuju Plaza Medan Fair.

Sesampainya di Plaza Medan Fair, aku dan Dika jalan-jalan gak jelas kayak orang bego. Liat ke kiri, ada orang makan ayam goreng, liat ke kanan ada cewek seksi. Aduuuh, besar sekali godaan yang kami dapatkan. Dan akhirnya kami memutuskan untuk duduk-duduk saja di dekat escalator sambil memandangi orang-orang dibawah dari lantai dua.

Waktu aku duduk-duduk sama si Dika, tiba-tiba ada yang nimpuk kepalaku dari belakang pake botol minuman. Pas aku liat kebelakang, loh kok gak ada orang. Jangan-jangan…L Hantu Sundel Bohong. Ternyata kata si Dika, tadi ada anak-anak yang buang tuh botol minuman dari atas escalator. Dasar sialan, untung aja aku lagi puasa, kalo nggak udah ku kawinin tuh anak-anak. Akhirnya aku mencoba sabar dan membuang botol itu kesamping.

Eeeeehh memang sial nauzubilah, entah ada angin darimana. Botol yang kulempar kena satpam yang jaga didekat escalator. Melihat hal spektakuler itu, aku langsung terdiam membisu seperti tisu kena susu asu dan tak bisa berkata apa-apa. Burungku pun pucat pasi. “Mampus aku, bakal di cincang aku sama nih satpam”.

Dalam kebingunganku itu, untung aja kali ini otak si Dika yang longor gak ketinggalan di rumah seperti biasanya. Dia langsung inisiatif narik tangan ku dan kami berlari masuk ke lift. Dan dengan cepat kami mencet tombol lantai paling bawah, biar langsung menuju ke tempat parkir.

Gila, serem banget deh. Untung aja tuh satpam gak ngeliat. Kan bisa ancur badanku kalau di tonjok sama satpam yang badannya kayak king kong, berkumis, dan kudisan.

Sesampainya diparkiran motor, dengan nafas yang masih terengah-engah karena berlari, kami langsung bergegas menaiki sepeda motor. Tapi pas kami udah naik, ya ampuuun ban motorku bocor lagi. Memang hari ini hari yang gila neeh, ucapku dalam hati. Dan agar tidak menjadi lebih parah, Dika sang mantan tukang tambal ban memeriksa ban motorku yang bocor, mana tau ada paku yang masih nempel di bannya. Dan sewaktu si Dika muter-muterin ban belakangnya, eeeh tangannya si Dika kepegang tahi ayam (atau mungkin tahi kucing) yang nempel di ban motorku. Siaaal banget deh.

“Gilak, kayaknya kita bisa masuk rekor Guinness book of Sial nih”, kataku menanggapi kesialan bertubi yang kami hadapi hari ini.

“Alaaah, jangan ngomong aja laaahh. Gimana neeh cara kita pulangnyaaaaaaaaa !?” tanya Dika panik.

Lalu dengan sekuat tenaga, kamipun mendorong motorku secara bergantian sampai ke tempat tambal ban yang jauhnya kebangetan.

Namun, semua kesialan itu terbayar setelah aku sampai dirumah. Waktu buka puasa, nenekku buat kolak pisang kesukaanku. Alhamdulillaah, mantap banget rasanya. Akhirnya kusadari bahwa setiap cobaan itu ada hikmahnya. Bahwa kalo jalan-jalan lagi jangan bawa si Dika. Huh.

26 September 2006

= Puasa is Begin

26 September 2006


Ini hari selasa. Jadi ini adalah hari ketiga umat muslim melaksanakan puasa (bahasa jawanya puoso). Udah tiga hari ini aku bersama keluarga menahan lapar dan menahan kentut selama siang hari dibulan Ramadhan. Alhamdulillah ibadah puasa yang aku jalankan selama 3 hari ini belum ada yang tinggal. Mengenai godaan-godaan yang ku dapat selama menjalankan ibadah puasa, ada bermacam-macam. Dan aku mengelompokannya kedalam 3 golongan, yaitu: - golongan manusia

- golongan hewan

- golongan tumbuhan

Jenis godaan yang ditimbulkan

  1. Golongan Manusia

Manusia, terutama para cewek-cewek, dapat mempengaruhi penglihatan. Apalagi cewek-cewek yang seksi bin manis bin tilan, buat aku jadi tergoda.

  1. Golongan Hewan

Hewan, terutama sapi, ayam dan beberapa jenis ikan dapat membuat nafsu birahi jadi bimbang. Terlebih lagi setelah mereka digoreng, disemur, dijitak atau digulai. Wadooouu sedap banget oiii kagak nahan.. mak nyeuss.

  1. Golongan Tumbuhan

Tumbuhan seperti buah-buahan segar layaknya semangka, kuini, apel, anggur dan lainnya. Pastinya akan membuat leher yang kering bin gersang jadi gergetan..

Jadi itulah 3 golongan hal-hal yang dapat menggoda imanku saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Dua hari sebelumnya, aku shalat tarawih di mesjid Darul Ma’arif didaerah rumahku yang lama. Karena aku kepingin ngerasain shalat di mesjid yang baru dibangun tersebut, karena katanya kalo abis shalat bisa dapat mobil. Tapi hari ini aku mencoba shalat tarawih didekat rumah aja, karena katanya bisa dapat pesawat, hihihi.

Setelah berbuka puasa dan selesai menunaikan ibadah shalat maghrib, aku langsung bergegas menuju mushala untuk mengikuti pelaksanaan shalat isya dan tarawih. Sesampainya disana, suasana mushala yang kecil dan sempit sangat penuh sesak oleh orang yang ingin melaksanakan ibadah shalat tarawih (maklum awal puasa), terutama anak-anak. Mereka asik bermain-main.

Lalu setelah adzan isya dikumandangkan, kami pun melaksanakan shalat isya. Masaoloooh, susah banget shalat sambil berhimpitan. Apalagi sewaktu duduk antara dua sujud, kakiku diduduki kakek-kakek disebelahku. Ampuun deh, kakiku jadi keram. Belum lagi anak-anak dibelakangku yang minta dijitak karena ribuut banget. Walhasil shalatku pun kurang khusyuk. Akhirnya, karena merasa ada yang gak beres dengan keadaan disekitar. Akupun memutuskan untuk pulang kerumah sehabis shalat isya. Meninggalkan mushala tersebut serta gak ikut shalat tarawih berjamaah.

Mungkin karena aku meninggalkan shalat tarawih, tuhan menjadi marah. Trus aku dikutuk nginjak tahi kucing didepan rumah. Ampun Yaolooh.. apalah dosaku, sehingga aku kena “Takut” (Tahi kucing terkutuk). Baunyaaa..? jangan tanya deh.

22 September 2006

= Sialnya si Gilang

22 September 2006


Hari ini hari jumat, berarti ini hari dimana Spiderman belajar bahasa jawa dan dimana pelajaran Olahraga menjadi mata pelajaran pertama di kelasku (XII IS 1). Kebetulan banget hari ini guru mata pelajaran olahraga yang berkumis dan berkacamata serta merupakan bapak dari teman sekelasku Gilang, berhalangan hadir.

Jadi kesempatan ini kami pakai untuk bermain sepuasnya. Anak ceweknya seperti biasa mencari tempat yang pewe dan strategis, untuk memamerkan keahlian mereka jadi reporter dan melaporkan gosip dan cerita terbaru yang ada antar sesama wanita. Sementara anak cowoknya sepakat untuk main bola.

Karena tadi pagi habis hujan gerimis, jadi lapangan menjadi agak sedikit licin, becek dan gadak ojek. Tapi itu bukan halangan bagi kami, power pufgirl, untuk bermain bola. Kami bermain dengan riang gembira, sampai suatu ketika ada kejadian yang menggemparkan buah dada terjadi.

Seorang anak manusia yang bernama Gilang atau lebih dikenal dengan nama Gibus (gigi busuk), hasil perkawinan silang seorang ibu rumah tangga dengan seorang guru olahraga, mengalami nasib sial yang tak akan dilupakannya seumur hidupnya.

Begini ceritanya… (diiringi tertawa kuntilanak). Pada suatu ketika di hari jumat. Anak cowok kelas XII IS 1 sedang main bola. Dan ketika ditengah permainan, bola yang ditendang seorang pemain keluar lapangan. Lalu datanglah seorang anak manusia yang bernama Gilang, dengan semangat gajah onani dia mengejar bola tersebut. Tiba tiba, tak kusangka tak kuduga, karena lapangan yang licin, si Gilang terpeleset dan terjungkal bukan kepalang. Gedubret… bhuug..criit… tiin tiiin… “Aduh “, si Gilang dengan sukses jatuh terpeleset dan bokongnya kena lumpur.

Lalu akupun dengan segera melakukan tindakan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kebodohan), yaitu tertawa. Hahahahaha.

Walaupun mengalami kejadian bodoh tersebut, dengan muka longohnya si Gilang tetap setia melepaskan senyum manis dengan giginya yang aduhai pada khalayak ramai yang sedang menertawai kesialannya. Sambil membersihkan celananya yang kena Lumpur Gilang berkata, “Ancuur ancur”, Yaah begitulah nasib si Gilang yang malang. Mudah-mudahan aja pantatnya nggak pecah.

20 September 2006

= Gigi yang Hilang

September 2006


Hari kamis kemaren aku dan teman-temanku (Amri, The Cat, Adit, Nius, Fauzi, & Rahmad) pergi berenang ke kolam Citra. Dengan semangat pejuang 45 aku dan teman-teman menggeber motor menuju Kolam Renang. Tanpa menghiraukan janji kami sebelumnya dengan Mega dan Silvia untuk melakukan kunjungan kerja kelompok pelajaran PPKn ke PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara).

Aku yang dibonceng Adit bercanda ria bersama yang lainnya dalam perjalan menuju kolam renang. Karena pada saat itu aku lagi flu, aku terpaksa membuang ingusku yang udah memenuhi lubang idung dan anusku. Waktu aku buang ingus dijalan, ehh gak taunya ingusku kena bapak-bapak yang naik sepeda motor dibelakang kami. Spontan aja aku kaget dan langsung ngebut mencari tempat persembunyian. Akhirnya kami singgah dirumah Fauzi yang sekalian ngambil celana renang. Lalu setelah kami merasa keadaan sudah aman, kami melanjutkan lagi perjalanan menuju kolam renang. Tapi sayangnya cuaca mulai tidak bersahabat.

Hujan deras tanpa basa-basi mengguyur kami dengan biadabnya. Bahkan si belut laut yang ada di celana dalamku pun jadi kedinginan. Mungkin bapak-bapak yang kena ingusku tadi adalah pawang hujan, jadi dia nyumpahin kami biar kena hujan deras. Tapi gapapa, untung aja gak kena ingus deras, hahahha.

Alhasil kami pun basah kuyub bukan kepalang wak aji makan belalang. Namun karena terlanjur basah ya sudah mandi sekali, lain ladang lain petaninya (gak nyambung). Karena jarak kolam renang yang tinggal 50 meter, dan kami juga udah basah kuyub. Jadi gak afdol dong kalo gak melanjutkan perjuangan mencari kitab suci dan berenang di kolam citra. Jadi kami melanjutkan perjalanan dan menembus hujan badai yang menghadang di depan kami. Setelah sampai di kolam, tanpa memandang rasa prikemanusiaan yang adil dan beradab, kamipun langsung nyebur ke kolam yang basah (kalo kering namanya gurun). Tapi si rahmad gak ikut berenang dengan alasan yang tak mau dia sebutkan, yaaah mungkin kutilnya gak boleh kena air kali.

Karena cuacanya sedang hujan, jadi gak banyak orang yang berenang di kolam itu. Kamipun dengan sukacita bermain sesuka hati dan beraksi di kolam yang seolah-olah kami anggap punya bapak kami. Ada yang jungkir balik, nungging-nungging, lha aku malah break dance dipinggir kolam. Trus pada waktu kami sedang asik-asiknya main air, tiba-tiba si Adit teriak..

Adit : Wooiiii tolong wooiii…!!

Cat n Ozi : Kenapa tuh si Adit !? (cemas)

Aku : KENAPA dit, ada ikan duyung ?

Adit : Tolong bantuin aku nyari dong.!

Cat : Nyari apaan dit ? (penasaran)

Adit : Nyari gigiku..!

Aku n Cat : Haaaaaaaaah !!” (kaget dong)

Adit : Iya, gigi palsuku jatuh waktu aku

berenang disini, bantuin lah

wooi..! (sambil memamerkan

gigi depannya yang ompong)

The Cat : Yaaaah, ada-ada aja lah kau Dit,

Yang lain : HAHAHAHAHAHAAA!!!

Dasar, ada-ada aja tuh si Adit. Terpaksa deh kami bahu-membahu membantu Adit menemukan gigi palsunya bagian depan yang jatuh di kolam. Huuhh, niatnya mau berenang malah ajang cari gigi…weleh weleeeh.

Dan akhirnya si The cat berhasil menemukan gigi palsu Adit yang hilang. Dia tak sengaja menginjaknya di dekat kolam kedalaman 1m. Untung aja ketemu, kan gak lucu kalo abis pulang berenang si Adit jadi kayak drakula ompong. Ntar nyokapnya marah-marah pulak, “Dasar kamu dit, kan mama udah bilang, kalo berenang tuh pake tangan bukan pake gigi!” (sekedar ilustrasi).

Trus, sehabis puas berenang. Walaupun hari telah senja malam hari pun tiba, serta dalam keadaan basah kuyub. Dengan bodohnya kami memutuskan untuk menyempatkan diri pergi ke PRSU dan berharap masih sempat bertemu dengan Mega dan Silvia, karena kami sudah membuat janji bertemu disana tadi siang. Dengan bermodalkan uang pas-pasan dan bokong yang keriput karena kedinginan, kami tetap memacu sepeda motor kami dengan penuh semangat.

Akhirnya habis maghrib kami tiba di PRSU. Walaupun uang hanya pas-pasan untuk beli tiket masuk, kami tetap pede masuk ke PRSU dengan lagak parlente. Namun karena kelamaan berenang di kolam renang tadi, perut kami jadi lapar. Lalu dengan segenap kekuatan dan tahi gigi yang tersisa, kami hanya bisa membeli sepiring nasi goreng. Dengan biadabnya kami menggagahi nasi goreng yang hanya semata wayang tersebut dengan membabi buta. Sudah pastilah gak kenyang. Walaupun diliatin sama ibu-ibu dan ditertawai sama mbak-mbak SPG, kami tetap tidak perduli. “Yaiyalah, laper kali coy… mana pulak awak peduli lagi sama orang lain, ya nggak.” Adit menambahkan. Iya juga yaa, yaudahlah hajar teruus..

Setelah puas melampiaskan hawa nafsu bejat tak bermoral kami kepada sepiring nasi goreng, kami memutuskan mencari Mega dan Silvia. Semua orang yang kami jumpai, kami tanyain. Dari tukang sapu, tukang es, tukang copet, semua kami tanyain tentang dimana keberadaan Mega n Silvia. Yaah, namanya juga para jejaka gokil berpantat kisut lagi berkumpul, gak asik dong kalo gak nyari cewek.

Akhirnya tujuan mencari Mega dan Silvia kami nomor duakan. Dengan mengandalkan fauzi yang mantan koperboy, kami mendekati awewek yang ada di seantero PRSU. Awalnya modusnya nanyain dimana si Mega & Silvia, eeeeh ujung-ujungnya minta kenalan.

Berkat pengalamannya jadi gigolo di panti jompo, si Adit dapat kenalan cewek duluan. Lalu tanpa mau kalah, Fauzi pun berusaha mencari kenalan cewek. Dan dengan bakat alami playboy Afrika, Fauzi beraksi dengan senyumnya yang indah dan dipadu dengan gigi taringnya yang sedikit kuning.

Fauzi : Haii, kamu lihat Mega gak ?

Cewek tak dikenal (CTK) : Mega mana yaa?

Gak liat tuh.

Fauzi : Ooh, gak liat yaa. Kalo gitu nama

kamu siapa?

CTK : Susan mas. J (sambil senyum)

Fauzi : Susan apa ?

CTK : Susanto! (nyengir dengan gigi

berantakan)

Alaaaah, ternyata tuh cewek banci.

15 September 2006

= Gak Tahan

15 September 2006


Ampyuuun.. gak tahan aku kalo begini terus. Aku gak tahan diperkosa tiap hari. Masa’ tiap hari ulangan terus, bisa-bisa otakku keguguran nih. Bah, pusing kali aku. Kalo mikirin liburan puasa yang udah mau dekat, rasanya aku jadi malas belajar. Maunya cepat-cepat libuur aja, udah kebayang mau ngabisin hari-hari libur bulan ramadhan di Hawaii sama Jenifer Lopez. Kan asik puasa di hawai sama J-lo, J

(J-lo puasa gak ya?).

Huuuh, belajar malas, buat kopekan pun malas. Gimana aku bisa jadi presiden (kalo jadi supirnya bisa). Apa kata dunia…

Coba bayangin kalo aku jadi presiden, (perhatian: BAYANGIN DULU BARU LANJUT BACANYA!). Aku akan meniadakan ulangan dan mengharuskan seluruh rakyatku memakai celana dalam diluar seperti idolaku Superman.

Serta mewajibkan kucing memiliki KTP (Kartu Tanda Perkucingan). Bheeeeee.

Dikelas 3 ini penuh dengan siksaan. Belajar, belajar dan belajar menjadi nasihat orang-orang disekitarku setiap hari. Nggak guru, orang tua, kakek , nenek, tante, maling jemuran pun ngasih wejangan buatku agar mau belajar, bosen deh. Padahal kan aku ikut program KB (Kagak Belajar), ngapain susah-susah belajar.

Tapi gak bisa dipungkiri juga bahwa Ujian Akhir Nasional sudah diambang jendela. Apalagi ada kabar burung kuntul mengatakan nilai standart UAN mau dinakikin, jadi diatas dengkul, bujug buneng… mampus aku.

Kalo mikirin cita-cita sih sebenarnya aku juga blum tau mau jadi apa kelak setelah kakek-kakek. Apalagi kadang kemampuan seseorang dan cita-citanya kebanyakan gak nyambung gitu. Liat aja teman sekelasku si Agus yang berkulit hitam (sepertinya dia korban kebakaran). Dia jago judo, bisa nyanyi, eeeeehhh cita-citanya kok jadi tukang jamu, kan gak nyambung. Si Hafizal yang jago matematika, pengen jadi Batman. Bingung deh aku, pokoknya yang penting aku harus lulus UAN dulu, masalah cita-cinta urusan belakangan. Aku akan berusaha dan berdoa kepada Tuhan YME plus bantuan dukun untuk lulus UAN. Hehehe..

Buat ngedukung prestasiku, ibuku menyuruhku mengikuti bimbingan belajar intensif, katanya agar dapat membantuku dalam menghadapi UAN nanti. Ibuku menyuruhku masuk bimbingan Bahasa inggris lah, Ekonomi lah, Akuntansi lah. Padahal kan aku mau bimbingan di diskotik (?).

Ibuku memang yang paling kritis dalam menceramahiku agar mau belajar. Pernah sewaktu pulang sekolah, ibuku menceramahiku sembari dia memasak ikan didapur. Karena malas dengerinnya, tanpa sepengetahuan ibuku aku pergi kewarung untuk membeli roti. Trus pas aku udah balik dari warung, eeeh ibuku masih tetep ngomel sambil masak sayur. Yaelaaah berarti dari tadi ibuku terus ngomel tanpa henti, padahal aku gak dirumah. Duh, kejamnya dunia

05 September 2006

= Lomba Karikatur

5 September 2006


Hari ini aku mengikuti lomba cipta karikatur antar remaja mesjid seSUMUT. Karena tema nya RUU Anti Pornografi, jadi aku terinspirasi untuk menggambar sesuatu yang berkaitan dengan tema tersebut. Rencananya aku mau menggambar Roma Irama pakai bikini, tapi akhirnya aku mengurungkan niatku itu lalu aku menggambar seorang anak SD yang sedang membeli majalah Playboy dari seorang pedagang koran, trus di sampingnya aku tulis “yang binal kok dijual”. Maksud gambar itu mendukung RUU Anti Pornografi, bahwa pornografi merusak masa depan bangsa.

Di acara ini aku lumayan kesal juga. Pasalnya acara yang dijadwalkan pukul 14.00 molor menjadi pukul 16.00, sampek kering aku nunggunya, “Macamananya panitianya” keluhku. Dasar Indonesia tanah airku ini memang senang sekali sama jam karet, dasar tukang ngaret. Padahal aku udah bela-belain nahan boker dari jam 13.00 karena takut telat datang ke acaranya. Huuuhhh sebeeeel deh iiihhh, akika gak kuku nih bok. Pokonya aku marah banget sama panitianya. Mudah-mudahan mereka masuk surga dan sehat selalu.

Acaranya kan sampai malam, jadi aku mengikuti acara itu sambil menunggu pengumuman, dan berharap bisa jadi juara lomba karikatur tadi. Diacara ini selain lomba karikatur juga ada banyak lomba lainnya loh. Lomba nasyid, busana muslim, lomba nyanyi, baca Qur-an, baca Playboy dan lainnya. Disini juga ada bazar yang menjual macam-macam barang, dari baju, pernak-pernik, mainan anak-anak, anak-anaknya pun dijual. Dan pas acara puncaknya, si Opick (artis ibu kota) tampil dan menghibur penonton dengan lagu-lagu rohaninya seperti sweet child o’mine, balonku ada 5, zombie dan lain-lain. Setelah penampilan si Opick, tibalah pengumuman para pemenang lomba.

Karena tadi yang ikut lomba karikatur cuma sedikit, jadi aku pede dan berharap mendapatkan juara, paling tidak juara 3 atau juara harapan. Namun TERNYATA, juara lomba karikatur hanya dipilih dua orang saja, juara 1 & juara 2. Dan malangnya aku gak masuk nominasi. Huhuhu, sedih kali aku lah woiy. Padahal aku sangat yakin bisa mendapatkan juara ketiga, hiks.. L. Yaaah.. walaupun gak menang tapi aku lumayan dapat pengalaman juga. Coba aja ada juara tiga, pasti deh….. gak menang juga.

04 September 2006

= Sambungan maen bola

4 September 2006


Aduuh… kasihan banget deh kelasku. Ternyata pada akhirnya perjuangan kami terhenti setelah kalah di babak… apa ya namanya. Yang jelas kami kalah dari kelas XII IS 3 yang terkenal punya anggota tim sepak bola yang hebat, tangguh, seksi dan bisulan. Padahal dipertandingan sebelumnya aku udah berusaha menjadi keeper yang baik dan membawa kelasku lolos dibabak penyisihan melawan Tsubasa. Tapi apa mau dikata, nasi udah jadi dubur, akhirnya kami kalah dari tim XII IS 3.

Gimana gak kalah, sabtu kemaren kan aku camping di sibolangit sama anak PMR SMAN 3 buat acara PDK. Jadi aku si buta dari gulabatu ini gak bisa menjadi keeper untuk membela tim kelasku di pertandingan sabtu kemaren. Sedih banget deh rasanya, padahal aku udah bela-belain latihan ke Brazil sama Ronaldinho biar jadi sales.

Yaah gapapalah, dengan begini aku jadi lumayan suka juga main bola, apalagi pas megang bola yang bulat, lembut, berbulu dan ketombean kayak megang apaaa gitu. Khihihi… (rupanya kepala wasit)

Trus ada juga cerita seru waktu aku jadi keeper. Pertandinganya kan diadakan dilapangan dekat sekolah, jadi banyak banget yang nonton. Apalagi ada cewek-cewek yang juga ikut nonton. Trus cewek-cewek itu ikut menyemangati aku loh, mereka semua trus-trusan bersorak, “maliiing…maliiing…!”

Yang paling lucunya lagi, waktu aku jadi keeper, aku kan mulanya kurang suka main bola, jadi blum bisa apa-apa. Trus waktu pertandingan berlangsung, karena mainnya panas-panasan plus berkeringat, otomatis dong badanku bau. Jadi aku iseng-iseng mencoba merasakan bagaimana hawa ketiakku yang basah kuyub sambil menunggu datangnya bola. Lalu aku mencium ketiak sebelah kiriku, bheee ancur banget coy. Baunya? Jangan Tanya deh. Lalu waktu aku mengangkat tangan sebelah kanan buat nyium ketiak sebelah kanan, eeh tiba-tiba bola datang & nyangkut pas ditanganku. Secara tidak sengaja gawangku selamat dari tendangan bola lawan.

Temanku yang lain juga gak nyangka, kok aku yang gak bisa maen bola jadi jago banget gitu. Padahal tadi tuh tendangannya lumayan kuat loh. Tapi aku tidak mau mengatakan hal yang sebenarnya pada mereka. Biarlah itu menjadi rahasia antara aku dan ketiakku. Soalnya kalo kukasih tau, takutnya aku dikasi julukan yang aneh-aneh pulak. Kalo Maradona dijuluki si tangan tuhan karena mencetak gol dengan tangannya, lha aku gak mau dong dijuluki si ketek tuhan karena kebodohanku.

Astaghfirulloooh..

03 September 2006

= Camping

-3 September 2006


Aku kan baru pulang camping dari bumi perkemahan sibolangit neeh, jadi aku lagi capek banget neeh. Dari tangan, kaki, leher, alis mata, sampai duburku pun pegal-pegal semua. Disana, aku bersama dengan anak-anak PMR (Palang Merah Remaja) mengadakan Pendidikan Kepalangmerahan atau dalam kamus besar bahasa batak biasa disingkat PDK. Kami anak kelas 3 (angkatan 12) dan anak kelas 2 (angkatan 13), menseleksi anak-anak kelas 1 yang ingin menjadi anggota PMR.

Dengan bermodalkan kemauan dan tekad yang gigih, para calon anggota mengikuti setiap kegiatan kepalangmerahan dengan senyum riang (setelah dipaksa). Karena ini acara PDK terakhir, jadi ini adalah ajang untuk mengetest mental para anak kelas satu yang mau menjadi anggota PMR. Maka dari itu, dengan bermodal bulu idung yang semriwing. Aku ikut menjadi salah seorang yang tugasnya marah-marah (oorang gilaak).

Walaupun aku kurang enak badan dan agak sedikit flu bulu, aku tetap melaksanakan tugasku dengan segenap jiwa raga hingga tetek darah penghabisan. Dan perlu diketahui, cara mengetes mental bukan harus memakai kekerasan fisik, pisau ataupun kutang. Tetapi lebih kepada bagaimana cara membuat para calon anggota menyelesaikan suatu masalah dalam suatu tekanan. Dan pada saat seperti itulah kita bisa melihat orang-orang yang dapat atau tidak dapat menyelesaikan masalah dengan tenang walaupun berada dalam tekanan (cieee, puitis banget).

Disibolangit nan indah ini, aku dan anak-anak PMR sangat sibuk plus senang banget. Kami mandi-mandi di sungai yang ada air terjunnya. Asik banget deh, apalagi waktu itu aku loncat dari atas air terjun ke bawah. Wuiiiih seru abis deh, sampai kolor pun melorot.

Selain untuk mengadakan PDK, camping disibolangit juga menjadi sarana bagiku untuk menenangkan diri dari penatnya kegiatan-kegiatan dan rutinitasku disekolah. Aku dan teman satu angkatanku (Erti, Esti, Dika, Ilham, Hery, Isti n Chandra) bersenda gurau sambil menikmati mie kuah & teh manis hangat di sela-sela dinginnya malam disibolangit.

Udara disini dingin banget, lidahku aja sampai menggigil karena kedinginan. Apalagi Chandra yang memiliki badan seperti papan selancar itu, dia tak mampu menahan dinginnya udara pegunungan sibolangit, “Aduh dinginnya sampai ketulang.” kata Chandra menyesali badannya yang kurus tinggal tulang. Sedangkan Hery yang memiliki julukan badak itu selalu stay cool, karena dia memiliki ketebalan kulit diatas manusia normal.

Pada pukul 20.00 WIB kami mengadakan acara api unggun yang lumayaaaaaaaaan ancur banget. Sebelumnya aku gak tau kalo mau ngadain acara api unggun, jadi pas abis sholat maghrib, aku iseng aja ngencingin tumpukan kayu didekat tendaku. Eeeeeh ternyata itu adalah kayu yang akan dipakai untuk api unggun.

Masaolooh, tanpa memandang hak azasi hantusia dan tanpa berdosa aku pura-pura gak tau aja. Walhasil, kayu api unggunnya jadi gak bisa idup plus bau pesing. Untung aja sebelumnya ada hujan gerimis aje, ikan teri diasinin, jadi aku punya alibi bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa (apa coba?), aku bilang aja kayunya gak bisa idup karena basah kena ujan. Hehewhewhew…

Oh iya, adikku si windot juga ikut nyalonin diri jadi anggota PMR loh. So…. Dengan penuh sukacita aku marah-marahin dia di sibolangit, soalnya dia tuh dirumah very very manja banget. Tapi gak sampai dimutilasi kok.

Pada pukul 24.30 WIB, kami mengadakan jurit malam. Yaitu suatu acara yang diadakan pada malam hari (yaiyalah, namanya juga jurit malam), dan disana kami membentuk beberapa pos-pos yang setiap pos diisi oleh senior (panitia). Lalu setiap calon anggota wajib melewati satu persatu pos tersebut, dan menjawab pertanyaan atau perintah yang diberikan oleh seniornya agar dapat melanjutkan ke pos yang lain. Dan barang siapa yang gak bisa mejawab pertanyaan yang diberikan oleh senior, akan diberi hukuman (bukan hukugirl).

Namun sayang disayang sipatokaan, aku gak bisa ngikutin acara ini sampai selesai. Karena mataku ini udah ngantuuuuk banget, jadi jam 03.00 dini hari aku tidur duluan. Dan akhirnya aku terbangun pada pukul 07.00 WIB, dan ternyata jurit malamnya belum selesai juga. Yaelaaah, ini jurit malam kok sampai pagi. Harusnya diganti nih jadi jurit magi (malam dan pagi).

Pada pukul 09.00 aku beserta kru-kru yang bertugas menuju ke sungai (DAM) untuk MCK (Mandi Cuci Kurap). Disana aku mandi-mandi untuk bersihin daki yang udah setumpuk dan berbau tak sedap. Dan tak kusangka kulihat bajuku pun udah gadel banget, berdebu, berlumpur, berasap, berapi, bertelor, dekil banget deh.

Dan akhirnya, setelah mandi, aku diminta untuk memberi pidato singkat untuk calon anggota PMR. Beginilah kira-kira isinya:

“Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. Dalam kesempatan yang berbahagia ini, tidak lupa saya ucapkan selamat sore. Dan juga selamat kepada adik-adik yang telah berhasil mengikuti acara PDK ini sampai selesai. Adapun beberapa hal yang ingin kakak sampaikan adalah sebagai berikut. Yang pertama, ketuhanan yang maha esa. Yang kedua, adik-adik yang punya muka jelek jangan putus asa. Dan jangan lupa minum air sehabis makan, OK. J” Itulah pidatoku yang singkat, padat dan tak berguna.

Akhirnya setelah mendengarkan pidatoku yang tahapapa itu, kami bersiap-siap untuk pulang ke Medan dan menuju sarang masing-masing dengan menaiki bus Sinabung.