19 April 2007

= Ke Pantai

19 April 2007


Seperti biasanya, bukan anak-anak Pinksun namanya kalau gak buat acara dadakan. Hari ini kami sedang libur, jadi aku mengajak anak-anak Pinksun ngumpul dirumahku. Alhasil berkumpulah Bawor, Amri, The Cat, Rahmad dan Fauzi di rumahku. Kami rencananya mau pergi ke Sun Plaza untuk berjihad, tapi ternyata aku memiliki ide yang cemerlang.

“Gimana kalo kita ke pantai aja.” ajakku.

Dan sudah menjadi ciri khas anak Pinksun yang tidak suka berfikir panjang. Jadi tanpa basa-basi dan dengan persiapan seadanya, kami berenam berangkat dengan 3 sepeda motor menuju ke Pantai Permai. Aku dibonceng The Cat, Rahmad dibonceng Bawor dan Amri diseret Fauzi. Karena perginya dadakan, kami lupa untuk memakai helm. Jadi kami memilih melewati jalan yang tidak ada polisinya, yaitu melewati jalan rahasia yang hanya diketahui Fauzi.

Memang dasar anak jalanan, Fauzi dengan lihainya memimpin kami munuju ke Pantai Permai. Namun jalan yang ditunjukkan oleh Fauzi sangat banyak rintangannya. Dari jalan yang berdebu tebal, aku sama The Cat hampir disenggol truck, dan Rahmad hampir diperkosa penduduk setempat.

Disuatu simpang tiga, Fauzi agak bingung mengambil jalan sebelah kanan atau sebelah kiri. Lalu aku yang dibonceng The Cat turun dari motor untuk bertanya pada ibu-ibu dipinggir jalan. Setelah tau kemana arahnya, dari seberang jalan aku berteriak kepada The Cat dan Fauzi sambil menunjuk ke arah sebelah kiri. Lalu dengan sigap Fauzi dan Bawor pun langsung memacu sepeda motornya kearah yang kutunjuk. Lalu dengan muka bodohnya The Cat juga bergerak tanpa sadar bahwa aku belum naik ke motornya. Untung aja aku dengan suara keras langsung memanggil The Cat, “Copeet”. The cat pun akhirnya kembali dan akupun langsung naik ke sepeda motornya. Dasar The Cat, emang paling jago soal tinggal meninggalkan orang.

Setelah kami agak jauh berjalan, ketika melewati suatu sungai yang dinamakan sungai ular. Knalpot motor Bawor meletup sampai mengeluarkan api. Dengan pemaksaan sejati, akhirnya motor Bawor dapat mencapai bengkel di dekat daerah Pantai. Ternyata setelah diperiksa, kata dokter oli motor Bawor udah kering, kayaknya oli motornya sering dipake ibu Bawor untuk menggoreng ikan. Akhirnya setelah diservice kilat, motor Baworpun dapat kembali dipaksa untuk menuju pantai.

Cobaan yang begitu banyak itu akhirnya terbayar juga setelah kami tiba di Pantai Permai yang pemandangannya indaaah sekali. Pantai dengan pasir putih dihiasi dengan awewek yang putih, asooy deh.

Karena kami baru kali ini pergi ke pantai bersama-sama, jadi kami bersuka ria bersama tanpa menyia-nyiakan waktu yang ada. Tanpa ragu kami menerjang ombak air garam yang ada di Pantai Permai. Untungnya aku juga membawa sampan karet punya adikku, jadi suasana jadi lebih menyenangkan.

Padahal sampan karetnya hanya muat untuk satu orang. Tapi karena anak Pinksun suka berbagi, dengan sedikit pemaksaan sejati akhirnya sampannya muat 5 orang. Si Rahmad gak mau ikut berenang karena takut diperkosa ikan hiu. Dan tentu saja momen tersebut kami abadikan dengan kamera HPku yang tak seberapa itu. Lalu aku yang jahil memasukkan segenggam pasir ke celana dalam bawor, sampai Bawor jadi menggeliat keasikan.

Oh iya, disana kami menemukan ubur-ubur loh. Lumayan gede juga ubur-uburnya. Kami juga sempat memotret ubur-uburnya. Tapi sayangnya si Amri dan The Cat yang tidak memiliki prikeubur-uburan menusuk-nusuk ubur-uburnya pake kayu, dan akhirnya ubur-ubur yang malang itu wafat walafiat tanpa pantat.

Setelah puas bermain, kami makan nasi bungkus yang tadi dibeli dijalan menuju ke pantai. Dengan lahapnya kami memakan nasi bungkus yang pedasnya minta ampun itu. Lalu setelah makan, kami langsung melanjutkan mandi-mandi lagi. Rencananya kami mau mengarungi laut sampai ke Malaysia dengan bermodalkan sampan karet. Tapi karena kaki Amri kena kutu air, akhirnya keinginan kami itu hanya jadi impian ngawur belaka. Hahaha.

Setelah hari menjadi sore, kamipun bergegas untuk pulang kerumah. Yaaah walaupun badan lelah, tapi hati senang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sip-sip